Peta Situs |
Kerjasama |
Success Story |
Info Teknologi |
Sebaiknya Anda Tahu |
Peraturan Pertanian |
![]() | Hari ini | 261 |
![]() | Kemarin | 749 |
![]() | Minggu ini | 4314 |
![]() | Minggu Terakhir | 4852 |
![]() | Bulan ini | 14088 |
![]() | Bulan Terakhir | 20712 |
![]() | Semua hari | 701350 |
Mandong, Spesies Durian Baru Asal Kalimantan |
![]() |
![]() |
![]() |
Oleh Fitri H | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Senin, 18 September 2017 06:47 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pulau Kalimantan yang meliputi wilayah Sabah dan Serawak (Malaysia), Brunei, dan Kalimantan (Indonesia) merupakan salah satu pusat asal dan keragaman kerabat durian. Sampai saat ini di pulau Kalimantan telah ditemukan 22 spesies durian, di mana spesies terakhir yang ditemukan adalah Durio connatus yang dikenal dengan nama lokal mandong (Kaltim), apun (Kalbar), dan mantoala/mantuala/barabah (Kalsel). Sebelum dikelompokkan dalam spesies tersendiri, D. conatus (mandong) sering dimasukkan sebagai bagian dari spesies Durio kutejensis (lai) karena memiliki daun dan bunga yang berukuran besar seperti lai. Umumnya masyarakat di Kaltim menggunakan istilah mandong untuk menyebut bentuk antara lai dan durian, karena karakter morfologi mandong memang merupakan perpaduan antara Durio zibethinus (durian) dan Durio kutejensis (lai). Mandong memiliki daun yang berukuran cukup besar, lebih besar dari daun durian namun lebih kecil dari daun lai, begitu juga dengan ukuran bunganya. Bunga mandong berwarna merah muda, sementara bunga durian berwarna putih dan bunga lai berwarna merah. Buah mandong beraroma lembut dengan rasa manis dan tekstur kering. Bentuk buah mandong bervariasi, namun umumnya relatif lonjong dengan warna daging buah bervariasi antara kuning sampai dengan oranye. Seperti hal nya lai, buah mandong perlu diperam selama 4-5 hari sebelum matang, sehingga masa simpan buah setelah panen menjadi lebih lama yaitu sekitar 7-10 hari. Durio connatus pertama kali dideskripsikan sebagai spesies baru oleh Priyanti et al (2016). Tinggi pohon berkisar antara 9-33 m dengan diameter batang 67 cm. kulit batang berwarna abu-abu atau coklat. Panjang tangkai daun antara 2.8-3.5 mm dengan tebal 2.6-3 mm, menggembung di bagian ujung. Helaian daun berbentuk oblong, ovate, atau obovate-lanceolate dengan pangkal daun berbentuk obtuse atau acute, dan ujung daun berbentuk acuminate atau caudate. Permukaan daun bagian atas bertekstur halus, sedangkan permukaan bagian bawah tertutup sisik yang padat. Bunga terdapat pada cabang primer atau sekunder, 5-10 bunga per kelompok, dengan mahkota bunga berwarna merah muda. Buah berbentuk oblong, mudah dikupas saat masih mentah (sebelum dipanen), dengan panjang 20-35 cm dan diameter 17-29 cm. Kulit buah matang berwarna hijau kekuningan sampai kuning gelap. Panjang tangkai buah 2.5-4.2 cm dengan diameter 1-2 cm. Duri buah berbentuk pyramidal dan pointed convex, tajam, dengan panjang 1-1.4 cm. Biji berbentuk oblong, berwarna coklat, berkilau, dengan panjang 2.2-3.5 cm dan lebar 1.8-2.1 cm. Daging buah lembut, berwarna kuning sampai oranye, berair sampai kering, rasa manis sampai sangat manis, menutupi seluruh permukaan biji dengan tebal 3-11 mm. D. conatus memiliki kemiripan dengan D. kutejensis pada tiga karakter morfologi yaitu bentuk daun, bentuk buah dan warna daging buah. Sementara perbedaan antara kedua spesies tersebut terutama terletak pada beberapa karakter bunga dan kemudahan buah dikupas saat masih mentah (sebelum dipanen). Perbandingan karakter morfologi antara D. conatus dengan D. kutejensis ditampilkan pada tabel 1. Tabel 1. Perbandingan D. connatus dan D. kutejensis
Sumber : Priyanti et al, 2016
Penampakan daun, bunga, dan buah mandong (dok. oleh Santoso dan Priyono, 2015) Penampakan bunga dan buah mentah mandong (dok. oleh Priyanti et al, 2016)
Referensi : Priyanti, Chikmawati T, Sobir, Hartana A. 2016. Durio connatus (Malvaceae), a new species from Kalimantan, Indonesia. Phytotaxa 272 (3) : 215-219 Santoso PJ, Priyono A. 2015. Potensi dan status pengembangan tiga kerabat durian : lai, mandong dan kerantungan. Iptek Hortikultura No.11 Agustus 2015 Artikel terkait : |