Peta Situs |
Kerjasama |
Success Story |
Info Teknologi |
Sebaiknya Anda Tahu |
Peraturan Pertanian |
![]() | Hari ini | 566 |
![]() | Kemarin | 944 |
![]() | Minggu ini | 4582 |
![]() | Minggu Terakhir | 6899 |
![]() | Bulan ini | 11481 |
![]() | Bulan Terakhir | 33798 |
![]() | Semua hari | 1143036 |
PTT Mendukung Upaya khusus (Upsus) Swasembada Pangan di Kaltim dan Kaltara |
![]() |
![]() |
![]() |
Berita |
Oleh Nurbani dan Sumarmiyati |
Rabu, 11 Maret 2015 06:21 |
Padi merupakan andalan utama pembangunan subsektor tanaman pangan, berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan dan memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PNB) Nasional. Peningkatan kebutuhan akan bahan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, disisi lain luas lahan pertanian berkurang sebagai akibat alih fungsi lahan. Untuk menjawab tantangan tersebut dapat dilakukan beberapa upaya : (1). Peningkatan produktivitas dengan menerapkan teknologi usahatani, (2). Peningkatan luas areal panen melalui peningkatan intensitas tanam dan pembukaan areal baru, (3). Peningkatan penanganan panen dan pasca panen untuk menekan kehilangan hasil dan meningkatkan nilai tambah. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah pendekatan dalam pengelolaan lahan, air tanaman, organisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan kelestarian lingkungan, sehingga dalam penyusunan komponen paket teknologi harus memperhatikan konteks sosial ekonomi masyarakat tani dan ekosistem. Keberhasilan penerapan PTT berbeda menurut lokasi, tingkat, dan skala usaha. Pada tingkat penelitian dan demontrasi dengan luas terbatas (1,0 – 2,5 Ha), hasil padi yang dibudidayakan dengan pendekatan PTT meningkat rata-rata 37%. Angka ini berkurang menjadi 27% setelah diterapkan ditingkat pengkajian dengan luasan 5 Ha dan berkurang menjadi 16% setelah diterapkan dalam skala yang lebih luas (50 – 100 Ha). Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kualitas penerapan dan besarnya keragaman kondisi lokasi. Adapun komponen teknologi produksi pengelolaan tanaman terpadu sebagai berikut: - Penggunaan varietas unggul baru, - Penggunaan benih bermutu dan bibit sehat, - Penyiapan lahan optimal - Penanaman bibit muda (18-21 Hari), - Pengaturan cara tanam (jajar legowo 2:1) - Pemberian kompos atau bahan organik, - Penggunaan pupuk berdasarkan kondisi lahan, dan kebutuhan tanaman, - Pengaturan pengairan secara benar, - Pelaksanaan PHT sesuai OPT sasaran, - Perbaikan penanganan panen dan pasca panen
Keuntungan penerapan pengelolaan tanaman terpadu antara lain : - Meningkatkan produksi/hasil sebesar 25-40 %. - Kualitas gabah dan beras yang dihasilkan baik - Biaya usahatani padi lebih murah - Meningkatkan pendapatan sebesar 25-35% per hektar. - Kelestarian lingkungan terjaga. Artikel terkait : |